Hadis terdiri dari empat jenis yakni hadis qauli, hadis fi’li hadis taqriri, dan hadis sifat atau ahwal. Adapun pengertian dari empat hadis tersebut sebagai berikut
Hadis Qauli
Yaitu hadis yang berasal dari perkataan yang di sandarkan kepada rasulullah saw danbukan
merupakan perbuatan maupun perkataan orang lain. Dan hadis ini matannya sepenuhnya berasal
dari rasulullah saw. Adapun contoh dari hadis qauli sebaagai berikut:
عن زيد بن ثابت قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “اللهم بارك في من سمع مني حديثًا فحفظه فوعاه فبلغه، فرب مبلغٍ لحديثٍ إلى أعلم منه، ورب حامل فقهٍ إلى غير فقيه) ” رواه أبو داود(
Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Semoga Allah
memperindah orang yang mendengar hadis dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada
orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan
berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu” (H.R. Abu Dawud)
Hadis Fi’li
Yaitu hadis yang menceritakan segala bentuk perbuatan yang disandarkan kepada rasulullah saw
dan perbuatan tersebut di ikuti oleh seluruh umat muslim. Pada periwayatannya biasanya
terdapat lafaz kaana-yakuunu atau ra aitu-ra aina seperti contoh berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْسِمُ بَيْنَ نِسَائِهِ بِالْعَدْلِ فِي النَّفَقَةِ وَالْمَبِيتِ، وَيَقُولُ: “اللَّهُمَّ هَذَا قَسْمِي فِيمَا أَمْلِكُ، فَلَا تَلُمْنِي فِيمَا تَمْلِكُ وَلَا أَمْلِكُ” (رواه أبو داود، والترمذي، والنسائي، وابن ماجه).
Dari A’isyah, sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w., membagi (nafkah batin dan giliranya),
diantara istri-istrinya dengan adil. Beliau bersabdah, “Ya Allah! Inilah pembagiankau pada apa
yang aku miliki. Janganlah engkau mencelaku dalam perkara yang tidak aku miliki.” (H.R. Abu
Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Hadis Taqriri
Yaitu hadis yang meriwayatkan tentang ketetapan rasulullah saw bisa berupa diamnya rasulullah
saw tentang perkara yang dilakukan oleh para sahabat tanpa menegaskan hukum tersebut apakah
rasulullah membenarkan atau mempermasalahkan. Adapun contohnya sebabagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كُنَّا نَشْتَرِي الطَّعَامَ جِزَافًا، فَنَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَبِيعَهُ حَتَّى نَنْقُلَهُ مِنْ مَكَانِهِ. (رواه مسلم: 1526)
Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, “Dahulu kami (para sahabat) membeli makanan secara
taksiran, maka Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam melarang kami menjual lagi sampai kami
memindahkannya dari tempat belinya” (H.R. Muslim 1526)
Hadis Ahwal
Yaitu hadis yang menjelaskan tentang sifat/keadaan Rasulullah saw yang bersumber dari
Rasulullah saw langsung. Contoh hadis ahwal sebagai berikut:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا. (متفق عليه)
Artinya: “Rasulullah s.a.w., merupakan orang yang paling mulia akhlaqnya. (Muttafakun alaih)